Wednesday 22 August 2012

Lowest Point


I am at my lowest point right now, hahaha.

Akhir-akhir ini jadi sering emosi. Ya nggak marah-marah, nggak memperlihatkan bahwa saya sedang emosi, kekesalannya justru disimpen di dalem diri. (At some points, sekarang gw jadi mikir kayaknya marah-marah itu lebih enak ya. Sekali teriak, ya udah, selesai. Dulu pernah ada orang yang bilang, kira-kira begini, "nafsu dan emosi itu ada untuk dilampiaskan, bukan ditahan". Agak salah sih, tapi kalo dipikir, ada benernya juga.)

Namanya manusia, wajar kalo marah-marah, wajar kalo kesel, wajar kalo sedih, wajar kalo suka ngeluh. Manusia punya emosi, iya kan? Jadi ya wajar-wajar aja.

Idealnya emang kita harus bisa ngatur emosi. Tapi ngatur emosi kan bukan berarti ga boleh kesel. Ngatur emosi bukan berarti harus memaksakan diri untuk selalu senyum ceria menghadapi masalah. Dilemparin batu, senyum. Kalah, senyum. Ada bencana alam, senyum. Aneh :|

Ibaratnya, seneng dan senyum itu maju selangkah ke depan, dan ibaratnya sedih itu mundur selangkah. Logikanya, supaya cepet nyampe ke tempat yang diinginkan, kita harus maju terus, ga boleh mundur. Itu logikanya. Tapi kita kan manusia, senjata kita bukan cuma logika, tapi juga perasaan alias emosi. Dan gak papa mundur beberapa langkah, kalo pada akhirnya itu malah nambah semangat untuk mempercepat kaki maju ke depan.

Sedih itu gak salah.

Ketika emosi sedang down, kita justru lebih bijak ngadepin masalah. Dan kebijaksanaan inilah yang bisa ngasih tambahan energi buat melangkah lebih jauh ke depan.

* * *
Again, sedih itu gak salah.

Di saat ada yang nangis, temen-temen sekelas saya pada membentuk lingkaran mengerumuni orang ini sambil bilang "udah jangan nangis" atau "udah jangan sedih" serta kata-kata penghibur lainnya. Tapi nggak semua temen saya di sana, ada juga yang keliatan sibuk sendiri dan gak mempedulikan kesedihan si orang tadi. Saya pikir mereka ini skeptis. Tapi kalo dipikir-pikir... Si 'skeptis' ini ada benernya juga mereka begitu. Orang yang sedih itu butuh waktu untuk menyendiri, untuk menikmati kesedihannya tanpa diganggu orang lain. Sedih itu adalah salah satu cara untuk mereparasi diri sendiri. Jadi beri dia waktu untuk bersedih, atau menangis bahkan, jangan buru-buru bilang "udah jangan nangis", biarkan dia menikmati waktunya.

No comments:

Post a Comment