Friday 14 December 2012

Ada solusi.

Ketika sebuah masalah menghadang, ingatlah bahwa selalu ada satu yang bisa menolongmu. Satu, yang mengkreasi semuanya, termasuk masalahmu itu sendiri.

Satu, yang selalu menciptakan semuanya bersisi-sisian. Ada hitam, ada putih. Ada langit, ada bumi. Ada laki-laki, ada perempuan. Ada masalah, ada solusi.

Ada solusi.

Sunday 11 November 2012

Apa Kabar?

"Apa kabar?"

Aneh, itu yang tiba-tiba saya rasakan saat membaca sms dari teman SMA.

Dulu, atau lebih tepatnya, beberapa bulan yang lalu, pertanyaan 'apa kabar?' itu sebuah basa-basi penghilang kebosanan yang kita ucapkan saat ibu kimia berorasi depan kelas.

Itu dulu.

Sekarang, 'apa kabar?' menjadi sebuah kalimat yang dinanti dalam keseharian, kehadirannya menjadi sebuah rutinitas yang wajib ada. A ha ha.

Apa kabar?
Saya punya banyak cerita di sini.

Monday 22 October 2012

Apalah Terserah

Law of attraction; apa yang kita pikirkan adalah apa yang kita dapatkan. So be positive.

Tapi bodo amat, haha.

Saya menikmati kesedihan-kesedihan yang terjadi. Berasa makan cabe. Iya, kesedihan itu rasanya seperti makan cabe, pedas, memaksa air mata untuk keluar; ga enak tapi justru bikin nagih. Makan cabe bisa menambah nafsu makan, dan kesedihan-kesedihan itu pada akhirnya mungkin bisa menambah semangat hidup, mungkin. Cabe, haha. Ya, kesedihan itu ibarat makan cabe.

Tapi saya ga suka pedas, haha.

After Two Months In College

Setelah hampir dua bulan kuliah, gimana rasanya?
Rumit. Mostly memang menyenangkan, apa yang di masa SMA disebut sebagai angan-angan, sekarang sebutannya menjadi saya di kemudian hari. Secara abstrak terlihat sama aja, sama-sama gak nyata, wkwk.. Tapi bagi saya pribadi, perbedaan antara keduanya itu nyata terasa. Sekarang, saya paham bagaimana cara dan jalan mana yang harus dipilih untuk mewujudkan angan-angan, begitu.

Tapi.. ya. Di tengah perjalanan (bahkan belum nyampe di tengah perjalanan, baru jalan beberapa langkah doang) saya sering mulai kehilangan arah.
"Di mana saya selama ini?"
"Sedang berada di mana saya?"
"Apa dan di mana tempat tujuan saya?"
Itu adalah ketiga pertanyaan yang seringkali saya lupa jawabannya apa. Dan tampaknya sudah bukan hal yang aneh jika tujuan saya tetiba berubah dalam perjalanan, atau tiba-tiba emosi berputar 180 derajat. Akhir-akhir ini saya merasa dipermainkan oleh emosi. Padahal dulu emosi saya rasanya tumpul,  tapi sekarang dia mendominasi.

"Telor dadar kalo ga dibolak-balik, matengnya ga bakal sempurna. Emosi kalo ga dibolak-balik, matengnya juga ga bakal sempurna."

"What doesn't kill you makes you stronger, nikmati aja perjalanan ini". Ya, ya saya sangat menikmati perjalanan ini, perjalanan tanpa tujuan yang jelas ini. Karena ada banyak hal baru yang saya tangkap selama dua bulan ini, salah satunya adalah pelajaran berbagi.

Selama ini, kegiatan "berbagi" bukanlah prioritas, terbayang di kepala pun rasanya jarang. Tapi sekarang, saya jadi tahu nikmatnya berbagi. Dulu, yang dilakukan hanyalah mengejar apa yang ingin saya kejar, hasilnya ya hanya bisa saya rasakan sendiri, untuk diri saya pribadi.

Sekarang, kerasa sekali bahwa saya tidak bisa hidup sendiri. Saya harus berbagi, mereka harus dibagi, dan saya mulai menikmati hal ini.

Legaaa rasanya ketika saya mulai berbicara banyak hal, membagi beberapa masalah kepada teman. Agak pengen jedotin kepala ke tembok juga sih kalo menyadari bahwa saya ini terlalu tertutup. Kenapa baru sekarang saya berani berbagi masalah kepada teman? Padahal sudah bertahun-tahun kami berteman, dan saya baru berbicara sekarang, di saat kami telah terpisahkan rute bus antar kota antar propinsi. Kenapa baru sekarang?

"Tidak ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan."

Ya, kalimat di atas ternyata benar adanya (tapi tidak berlaku ketika kita telat masuk ruang kuliah, haha).  Well, better late than never, karena jalan masih panjang.

Ya, jalan masih panjang, dan saya ga mungkin membawa masalah-masalah masa lalu saya dalam perjalanan. Saya harus meninggalkan "barang-barang" tidak penting itu di sini dan berpura-pura tidak pernah memilikinya. Atau solusi lebih baiknya adalah, saya harus membagikannya (maksudnya nyeritain ke orang lain, bukan membagi masalah dalam arti sebenarnya, haha).

Selama ini saya salah. Berbagi cerita itu tidak merepotkan orang kok, karena ternyata banyak orang yang menyukai cerita.

Friday 5 October 2012

Hilang.


Lembaran yang hilang, yang perlahan mulai kutemukan.

Karena ketika dia berlalu, sebagian aku pergi bersamanya, meninggalkan separuh aku di sini, separuh yang tak kuinginkan.

Dan ketika melintas, dia adalah aku yang aku inginkan, yang ingin aku rebut hingga rela ku relakan semua keakuanku.

Tuesday 11 September 2012

Quote of The Day: I am bad at dreaming

Mimpi? Apa itu mimpi? 
Ini bukan mimpi kok, ini kenyataan, ini nyata dan ada di dalam hati dan pikiranku. Cuma persoalan waktu saja untuk akhirnya membuatnya nyata terlihat oleh mata orang lain.

Monday 10 September 2012

Quote of The Day: Mate

"Find your mate(s) here (in college). He/she/they will push you into the limit. Whenever you feel life is getting harder, they will be just there to accompany you. Sometimes they'll help you, sometimes they just make it even worse, but that's okay."

Sunday 9 September 2012

Qoute of The Day: Satu Kali

Kamu tahu apa yang menyebabkan hidup di dunia ini begitu berarti? Karena, itu hanya terjadi satu kali. Hal-hal yang kita dapatkan hanya sekali, akan kita manfaatkan dengan benar, jika dan hanya jika kita menyadarinya.

Ospek

Gimana ospeknya?

Capek? Jelas!
Seru? Tidak diragukan!

Capek, karena jadwalnya yang emang dari pagi sampe sore, dan ngerjain tugas sampe tengah malem, ya biasa lah, namanya juga ospek. Tapi enak, gara-gara jadwal yang padet begini, jadi bikin lupa sama masa SMA yang udah berlalu itu, saking kuat efeknya, sampe-sampe saya sempet lupa sama salah satu nama temen sekelas waktu SMA, saya harus buka buku alumni dulu buat inget nama dia. Parah emang saya ini -____-"

Seru, karena banyak banget hal yang bisa diambil buat dibawa pulang. Di sini saya dapet pelajaran tentang kerja tim, tentang menghargai karya orang lain, pertanggungjawaban kewajiban, kejujuran. Dapet bayangan juga akan se-hectic apa di kuliahan nanti, dapet rancangan visi misi juga, banyak lah.

Tapi seandainya cuma boleh digambarkan dengan satu kalimat, maka kalimat itu adalah "di sini saya belajar untuk fokus."

"Jangan takut mencoba. Seringkali kita menyepelekan bakat yang dipunya. Kembangkan bakat-bakat tersebut, jangan sepelekan, itu adalah salah satu cara menghargai diri sendiri."

"Fokus pada tujuan awal. Singkirkan hal-hal yang menghalangi jalan kalian. FOKUS!"

Saturday 25 August 2012

Lowest Point (lagi)

Susah.
Tapi apa yang membuat susah? Maksud aku, ini bukan tantangan. Ini sama sekali bukan tantangan. "Melupakan teman SMA" itu sama sekali bukan tantangan. Dan seharusnya ya emang gak ada istilah "melupakan teman SMA", karena teman ya tetep teman, sampai kapanpun juga.

Mungkin istilah yang lebih tepat adalah... memberikan label baru kepada mereka, jadi yang harusnya berlabel "teman", sekarang berubah label menjadi "teman LAMA". Tapi ya tetep aja susah untuk bisa menerima kenyataan bahwa mereka udah nggak ada di samping lagi buat dorong saya.

Kebanyakan (mungkin sekitar 80%) teman-teman SMA saya itu ya sekaligus teman SMP saya juga. Saya nyebutnya mereka itu anak yang 'bernasib lurus'; masuk SMP 1 kemudian masuk SMA 1, selurus itu. Dan saya adalah salah satu anak yang bernasib lurus. Jadi ya selama enam tahun menjalani SMP-SMA, wajar saja kalau teman saya yang itu itu saja.

Dan sekarang?

Mereka pergi.

Hahaha.

Atau mungkin lebih tepatnya, saya yang pergi. Pergi jauh ke Bandung, gak punya temen, gak punya siapa-siapa. Kehilangan teman SMA berarti kehilangan sekitar 75% temen yang saya kenal seumur hidup. See? Jadi saya pikir, wajar kalau saya semelankolis ini. Jangankan saya, temen-temen saya yang kuliahnya satu kota saja masih saling merasa kehilangan satu sama lain.

Yah.


Kalau sudah seperti ini, saya jadi baru sadar, ternyata bener apa kata orang, bahwa masa SMA itu masa yang paling indah.

Ha
Haha
Hahaha
Hahahaha

Beberapa Jam bareng IPA3

Hal sederhana kayak bertemu temen, ternyata bisa bantu ngilangin stress,, ya setidaknya, inilah yang berlaku dalam kasus saya.

Seneng banget hari Kamis kemarin bisa ngabisin beberapa jam ketemu IPA3, bisa kumpul di basecamp IPA3 di rumahnya Sheila, dan bisa mengunjungi sekolah juga!

Pas ngunjungin SMA 1, entah kenapa gak ada rasa kangen sama sekali. Karena waktu itu ya rasanya kayak pergi ke sekolah seperti dulu, otak masih mikir bahwa aku ini masih anak SMA, dan aku akan balik ke sekolah lagi buat upacara hari Senin,,, padahal kenyataannya ya aku sudah lulus dari sana, sudah didepak harus keluar, haha..

Awalnya saya pikir cuma saya doang yang kangen IPA3, ternyata NGGAK! Hampir semua orang sama-sama kangen pengen balik! Malah ada temen saya yang katanya setelah hari kelulusan SMA (which is udah lewat lebih dari dua atau tiga bulan yang lalu) dia jadi sering sakit-sakitan. Akhirnya di hari Kamis itu, IPA3 sekalian jenguk dia di rumahnya. Dan lucunya, sehari setelah kami berkunjung, dia bilang dia sudah sembuh, sudah bisa jalan normal! Saya jadi mikir, ini cuma kebetulan doang atau gimana? Dulu kayaknya dia jarang sakit, eh setelah pisah sama IPA3, jadi sering sakit,, dan setelah kami jenguk, dia langsung sembuh, hahaha. ^^

Pisah itu emang susah ya, apalagi kami bertiga puluh enam gini,, rasanya berat buat ninggalin IPA3. Selama setahun lalu (gak nyampe setahun malah) sudah biasa bareng-bareng, dari jam 5/6/6.30 sampe jam 3 sore.. HAHAHA..

Tapi ya udah, kita pisahnya juga pisah secara baik-baik kan (halah). Kita pisah buat ngejalanin pilihan dan tanggung jawab masing-masing. Saya berdoanya, semoga kita bertiga puluh enam sukses semua (amin!), dan kalo sudah sukses, semoga proses ketemuannya bisa lebih gampang kali ya, jangan kayak sekarang yang mau kumpul sejam aja proses negosiasinya lumayan susah. ^^

Anyway, sukses Zombie IPA3!

Wednesday 22 August 2012

Lowest Point


I am at my lowest point right now, hahaha.

Akhir-akhir ini jadi sering emosi. Ya nggak marah-marah, nggak memperlihatkan bahwa saya sedang emosi, kekesalannya justru disimpen di dalem diri. (At some points, sekarang gw jadi mikir kayaknya marah-marah itu lebih enak ya. Sekali teriak, ya udah, selesai. Dulu pernah ada orang yang bilang, kira-kira begini, "nafsu dan emosi itu ada untuk dilampiaskan, bukan ditahan". Agak salah sih, tapi kalo dipikir, ada benernya juga.)

Namanya manusia, wajar kalo marah-marah, wajar kalo kesel, wajar kalo sedih, wajar kalo suka ngeluh. Manusia punya emosi, iya kan? Jadi ya wajar-wajar aja.

Idealnya emang kita harus bisa ngatur emosi. Tapi ngatur emosi kan bukan berarti ga boleh kesel. Ngatur emosi bukan berarti harus memaksakan diri untuk selalu senyum ceria menghadapi masalah. Dilemparin batu, senyum. Kalah, senyum. Ada bencana alam, senyum. Aneh :|

Ibaratnya, seneng dan senyum itu maju selangkah ke depan, dan ibaratnya sedih itu mundur selangkah. Logikanya, supaya cepet nyampe ke tempat yang diinginkan, kita harus maju terus, ga boleh mundur. Itu logikanya. Tapi kita kan manusia, senjata kita bukan cuma logika, tapi juga perasaan alias emosi. Dan gak papa mundur beberapa langkah, kalo pada akhirnya itu malah nambah semangat untuk mempercepat kaki maju ke depan.

Sedih itu gak salah.

Ketika emosi sedang down, kita justru lebih bijak ngadepin masalah. Dan kebijaksanaan inilah yang bisa ngasih tambahan energi buat melangkah lebih jauh ke depan.

* * *
Again, sedih itu gak salah.

Di saat ada yang nangis, temen-temen sekelas saya pada membentuk lingkaran mengerumuni orang ini sambil bilang "udah jangan nangis" atau "udah jangan sedih" serta kata-kata penghibur lainnya. Tapi nggak semua temen saya di sana, ada juga yang keliatan sibuk sendiri dan gak mempedulikan kesedihan si orang tadi. Saya pikir mereka ini skeptis. Tapi kalo dipikir-pikir... Si 'skeptis' ini ada benernya juga mereka begitu. Orang yang sedih itu butuh waktu untuk menyendiri, untuk menikmati kesedihannya tanpa diganggu orang lain. Sedih itu adalah salah satu cara untuk mereparasi diri sendiri. Jadi beri dia waktu untuk bersedih, atau menangis bahkan, jangan buru-buru bilang "udah jangan nangis", biarkan dia menikmati waktunya.

Sunday 19 August 2012

Quote of the Day: Childhood

Most of our childhood is stored not in photos, but in certain biscuits, lights of day, smells, textures of carpet... 
@alaindebotton

Saturday 18 August 2012

Friday 17 August 2012

Ulang Tahun Indonesia

Tujuh belas Agustus.

Daritadi baca timeline Twitter yang isinya: celaan, kritikan, sikap pesimisme serta hilangnya perasaan bangga sama yang namanya perkembangan Indonesia.

Di sela-sela celaan itu, terlintas pemikiran random, "Beberapa dari kita mungkin nggak bangga ya sama negaranya sendiri. Tapi.... emang Indonesia bangga punya warga negara kayak kita?".

Katanya sih, jangan tanya apa yang bisa bangsa berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang bisa kamu berikan untuk bangsa.

Anyway, selamat ulang tahun Indonesia! :)


PS: satu lagi pemikiran random muncul: Kalo ulang taun, kan suka ada kue ulang tahun yang dikasih lilin dengan jumlah yang sesuai sama usia tuh... Berarti kue ulang tahunnya Indonesia dipenuhi sama 67 lilin ya? Banyak banget ya lilinnya? Salah salah, yang ada kuenya malah kebakar! :|

Buka Bareng

Ngomong gak nyambung yang tanpa ada ujung dan akhir yang jelas, itu loh yang saya pengen sekarang ini, sesimpel itu. Luckily, ada temen-temen saya yang mewujudkan keinginan saya. Mereka adalah anak-anak 9 H waktu SMP dulu.

Pas banget, tadi siang saya sangat stress ngeliat rencana rancangan kurikulum semester 1 buat kuliahan. Kemudian datanglah kabar buat buka puasa bareng. Dan yah, kisah selanjutnya pun berakhir dengan bahagia.

Setelah tiga tahun, ternyata banyak hal yang berubah, dan banyak juga yang masih tetap sama. Masih keinget gimana watak-watak mereka jaman dulu, haha. Sayangnya tadi yang dateng gak lengkap :(

Btw, saat buka bareng kelas 9H itu, sekilas saya kebayang sama wajahnya anak-anak 12 IPA 3, kelas yang sama kerennya sama 9H menurut saya. Lalu saya mikir, ah dulu bisa kok ninggalin suasana kelas 9H yang nyaman, masa sekarang ga bisa ninggalin 12 A3? Tapi dalem hati ya tetep ngerasa sulit, plus sekalian saya berharap, kapan-kapan bisa ketemu anak 12 IPA 3 yang utuh, kalo bisa dalem waktu dekat ini, sebelum akhirnya semuanya berpisah, ngejalanin keputusan dan tanggung jawabnya masing-masing.

But anyway, makasih 9H tadi buka barengnya! Walaupun singkat, walaupun ga lengkap, tapi lumayan, akhirnya tadi bisa ngambil napas panjang sebelum kemudian masuk dunia kuliah. *sigh* *stress lagi*

Saturday 11 August 2012

Idealis Berlebih, atau Realitas yang Terlalu Buruk?

Sebenernya hal yang terjadi di jaman ini apa ya? Rakyat yang terlalu banyak mintanya, atau emang pemerintah yang terlalu ga peduli rakyat sih?

Kalo dipikir, rakyat kan manusia biasa ya, jadi pasti ga akan pernah puas akan setiap pencapaian pemerintah (karena ini emang naluri kita: bernafsu untuk menjadi lebih dan lebih tinggi). Pasti ada saja hal yang bisa dikritik dari pemerintah, karena pemerintah juga hanya kumpulan manusia biasa yang gak bisa sempurna.

Jadi gimana dong? Sebenernya rakyatnya yang terlalu idealis, atau emang realita pemerintahan yang ada saat ini sudah terlalu jauh dari kehidupan yang layak?

Friday 10 August 2012

Internet Merusak Kejutan

“Hmm... acara makan-makan tahunan ini kayak apaan sih? Coba ah googling, siapa tau ada yang ngereview acara tahun lalu.”

Hal di atas itulah yang saya anggep sebagai ‘teknologi internet menyebabkan kejutan jadi hilang’. Harusnya acara tahunan itu jadi momen once in a lifetime yang penuh surprise, harusnya acara ini penuh dengan kegiatan-kegiatan yang nggak kita tahu sebelumnya.

Tapi internet mengacaukannya. Gara-gara googling, kita jadi tahu apa yang nggak seharusnya kita tahu sebelumnya. Ini jadi kayak, dikasih kado dan kita sudah tahu apa isi di dalemnya: udah ga surprise lagi.

Ya emang gitu, tiap hal di dunia ini ada positif dan negatifnya. Ini mungkin satu hal kecil dari sisi negatif penggunaan teknologi internet. Ini bisa jadi pelajaran juga buat para perancang acara, supaya lebih kreatif menata rangkaian kegiatannya, terutama kalo acaranya sudah jadi tradisi tahunan. Plus, jangan terlalu ngasih banyak spoiler, jangan nulis semua hal di internet, biarin aja beberapa dari hal itu ditulis dalem ingatan diri sendiri.

Ngasih informasi itu hal yang baik, tapi beberapa informasi sebaiknya dialamin diri masing-masing aja, ga usah dikasih tau orang lain. Gimana?

Thursday 9 August 2012

Sebuah Titik


Sekuat apapun lo mencoba, you are just a tiny dot in a universe. Lo titik kecil yang ga keliatan, yang gak kerasa kehadirannya.

But luckily, everyone IS a tiny dot.



***

Keramaian; ini adalah hal yang saya benci. Terlalu banyak hal yang 'harus' dipelajari ketika melihat keramaian, terlalu banyak hal yang membuat saya berkata, "oh, that one is better than mine", atau lebih parahnya lagi, "oh how lucky that boy/girl. Diliat dari penampilannya, dia pasti punya hidup yang lebih baik dari saya".


Sangat rendah diri, I know.



Tapi setelah inget, "well, we're all practically same!" Kita adalah titik-titik kecil yang nggak ada apa-apanya. Yes, termasuk si Kyuhyun yang digemari oleh banyak orang, ataupun pengemis jalanan yang keberadaannya berusaha kita hindari: WE'RE ALL JUST TINY DOTS.

Kita (saya, kalian, Kyuhyun, pengemis) adalah titik kecil, yang sama-sama punya kekurangan, sama-sama butuh makan, sama-sama butuh buang hajat, dan sama sama butuh perhatian (jiaaah)). Jadi nggak usah mendewakan manusia terlalu gimanaaa, plus juga jangan merendahkan orang lain.



***

Ada tangga-tangga di dunia ini, dengan adjektif dan gelar yang tertera di setiap tangga. Ada tangga ketampanan, ada tangga kekayaan, tangga kepandaian, tangga pengendalian emosi, dan sebagainya. Di tangga-tangga itu, sangat sulit (baca: hampir impossible) bagi kita untuk berada di tingkatan paling atas (dan jangan ada di tingkatan paling bawah juga, hehe).

Tangga kepandaian misalnya... pasti ada orang yang berdiri di tingkat yang lebih tinggi dari kita, dan pasti ada juga orang yang berdiri di bawah level kita.


Mengingat tangga-tangga ini, mungkin akan lebih mengingatkan bahwa kita nggak boleh sombong, tapi nggak boleh rendah diri juga. You are just a dot. Everyone is just a dot.