Saturday 25 August 2012

Lowest Point (lagi)

Susah.
Tapi apa yang membuat susah? Maksud aku, ini bukan tantangan. Ini sama sekali bukan tantangan. "Melupakan teman SMA" itu sama sekali bukan tantangan. Dan seharusnya ya emang gak ada istilah "melupakan teman SMA", karena teman ya tetep teman, sampai kapanpun juga.

Mungkin istilah yang lebih tepat adalah... memberikan label baru kepada mereka, jadi yang harusnya berlabel "teman", sekarang berubah label menjadi "teman LAMA". Tapi ya tetep aja susah untuk bisa menerima kenyataan bahwa mereka udah nggak ada di samping lagi buat dorong saya.

Kebanyakan (mungkin sekitar 80%) teman-teman SMA saya itu ya sekaligus teman SMP saya juga. Saya nyebutnya mereka itu anak yang 'bernasib lurus'; masuk SMP 1 kemudian masuk SMA 1, selurus itu. Dan saya adalah salah satu anak yang bernasib lurus. Jadi ya selama enam tahun menjalani SMP-SMA, wajar saja kalau teman saya yang itu itu saja.

Dan sekarang?

Mereka pergi.

Hahaha.

Atau mungkin lebih tepatnya, saya yang pergi. Pergi jauh ke Bandung, gak punya temen, gak punya siapa-siapa. Kehilangan teman SMA berarti kehilangan sekitar 75% temen yang saya kenal seumur hidup. See? Jadi saya pikir, wajar kalau saya semelankolis ini. Jangankan saya, temen-temen saya yang kuliahnya satu kota saja masih saling merasa kehilangan satu sama lain.

Yah.


Kalau sudah seperti ini, saya jadi baru sadar, ternyata bener apa kata orang, bahwa masa SMA itu masa yang paling indah.

Ha
Haha
Hahaha
Hahahaha

4 comments: